BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Apabila
kita menelusuri asal mula sejarah sains akuntansi yang penting ini, secara alamiah
kita akan menganggap bahwa penemuan pertama akuntansi adalah oleh para pedagang
dan tidak ada orang yang memiliki klaim yang lebih utama daripada bangsa
Arabia, Bangsa Mesir, yang selama berabad tahun menguasai perdagangan dunia,
menurunkan gagasan pertama tentang perdagangan dari hubungan mereka dengan
orang-orang jujur ini dan konsekuensinya mereka harus menerima bentuk pertama
dari perakuntanan, yang dalam cara perdagangan alamiah, dikomunikasikan kepada
semua kota Mediterania. Ketika kekaisaran barat diserang oleh Bangsa Barbar,
dan semua negara yang telah disusunnya, mengambil kesempatan untuk menyatakan
kemerdekaan dan segera Italia, yang pernah jadi pusat dunia, menjadi pusat
perdagangan, yang merupakan puing – puing kekaisaran timur oleh Turki, yang
tidak pernah dimasuki oleh orang-orang yang berbakat atau aturan-aturan seni perdagangan,
bukan merupakan penyumbang kecil. Bisnis pertukaran, yang oleh Sombart dikaitkan
dengan semua kota-kota perdagangan Eropa, memperkenalkan metode pencatatan akun,
dengan cara berpasangan, yang saat sekarang, memperoleh nama pembukuan Italia. Luca
Pacioli, seorang rahib Francisan, secara umum diasosiasikan dengan pengenalan pembukuan
berpasangan. Dia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah “untuk memberi informasi
yang tepat waktu bagi para pedagang mengenai aset dan kewajibannya”. Debit
(adebeo) dan kredit (kredito) digunakan untuk melakukan pencatatan secara
berpasangan. Dia mengatakan, “semua pencatatan harus dilakukan secara
berpasangan, yaitu bahwa, jika anda membuat seseorang sebagai kreditor, anda
harus membuat orang lain sebagai debitor. Tiga buku digunakan: memorandum,
jurnal dan buku besar. Pada saat yang sama dikarenakan durasi kongsi bisnis
yang pendek Pacioli menyarankan penghitungan periodik dan penutupan buku.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah
Sejarah Perkembangan Akuntansi?
2. Bagaimanakah
Akuntansi dan Double Entry?
3. Bagaimanakah
Perkembangan Ilmu Akuntansi?
4. Bagaimanakah
Sejarah Akuntansi di Indonesia?
C.
TUJUAN
PEMBUATAN MAKALAH
1. Untuk
mengetahui bagaimana sejarah perkembangan Akuntansi
2. Untuk
mengetahui bagaimana Akuntansi dan Double Entry
3. Untuk
mengetahui bagaimana Perkembangan Ilmu Akuntansi
4. Untuk
mengetahui bagaimana Sejarah Akuntansi di Indonesia
BAB III
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH
PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Mengetahui
sejarah dan perkembangan akuntansi merupakan hal yang sangat penting untuk
memahami dan mengapresiasikan praktek akuntansi saat ini, masa depan dan
struktur institusional bidang ilmu akuntansi.
Sejarah
perkembangan akuntansi berjalan secara menarik kalau kita lihat dari awal
terjadinya pencatatan. Dikatakan menarik karena orang pertama yang melakukan pencatatan
justru bukan dari seorang ahli akuntansi pada saat itu, Melainkan dari seorang
ahli matematika yang bernama Luca Pacioli pada tahun 1494. Awal pencatatan dimulai
dari adanya dua kegiatan penting yang dilakukan oleh para bangsawan saat itu. Kegiatan
tersebut adalah:
·
Kegiatan pencatatan penarikan
pajak/pendapatan sewa dan
·
Kegiatan pencatatan perjalanan perdagangan
per 1 kali jalan.
Kegiatan
diatas dilakukan dengan suatu pencatatan yang teratur dan berkelanjutan. Hasil
dari aktifitas inilah menjadi ilham bagi Luca
Pacioli untuk menghasilkan
sebuah karangan yang berjudul: “Summa de arithmetica, geometria, proportioni et proportionalita”. Perkembangan akuntansi selanjutnya terjadi sangat drastis seiring
dengan perkembangan bisnis. Namun demikian karakter bentuk perkembangan yang
terjadi pada saat itu adalah perkembangan dunia bisnis mendahului perkembangan
akuntansi. Karakter ini sangat menarik untuk dicermati, karena kita bisa
menyimpulkan bahwa akuntansi berkembang setelah adanya kebutuhan dunia bisnis.
Bentuk karakter perkembangan seperti ini sampai saat sekarang masih terjadi.
Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah PSAK dengan nomor urut, dimana
urutan-urutan tersebut memiliki interval waktu sesuai dengan perkembangan
transaksi yang terjadi. Apabila kita amati, maka loncatan perkembangan
akuntansi yang sangat besar terjadi pada saat terjadinya revolusi industri di
tahun 1845. Pada saat terjadinya revolusi industri ini, akuntansi ikut
berkembang secara cepat mengikuti perkembangan industri.
B.
AKUNTANSI
DAN DOUBLE ENTRY
Akuntansi
yang ada saat ini merupakan hasil dari perkembangan sistem pembukuan
berpasangan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan
waktu lahirnya sistem pembukuan berpasangan tersebut. Sebagian besar para ahli
mengakui bahwa sistem pencatatan sebenarnya telah ada dalam berbagai peradapan
sejak kurang lebih 3000 SM. Diantara peradaban tersebut adalah peradaban Kaldea,
Babilonia, Asiria, dan Samaria yang merupakan pembentuk sistem pemerintahan pertama
didunia. Begitu juga dengan peradaban Mesir, China, Yunani, dll. Praktek organisasi
yang berkembang saat itu adalah adanya celah tempat berputarnya seluruh mesin
keuangan dan departemen di China, diperkenalkannya sistem akuntansi pertanggungjawaban
yang luas di Yunani, dan adanya kewajiban bagi pembayar pajak untuk membuat
laporan posisi keuangan di Roma.
Adanya
berbagai peradaban tersebut diatas, umumnya disebabkan oleh telah ditemukannya
sistim penulisan, pengenalan angka arab dan sistim desimal. Kemudian juga
disebabkan oleh adanya penyebaran pengetahuan aljabar, bahan-bahan penulisan
yang murah dan adanya medium pertukaran yang baku. Berdasarkan perkembangan
tersebut, C Littleton menyimpulkan terdapat 7 faktor lahirnya pembukuan yang
sistimatik. Ketujuh faktor tersebut adalah:
·
seni menulis
·
aritmetika
·
kekayaan pribadi
·
uang
·
kredit
·
perniagaan dan
·
modal.
Luca
Pacioli seperti telah disebutkan diatas bukanlah seorang pakar akuntansi, melainkan
seorang rahib Franciscan yang menekuni bidang matematika. Namun namanya lebih
dikenal sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistim pembukuan berpasangan
lewat bukunya yang berjudul: Summa de arithmetica, geometria, proportioni et
proportionalita. Dalam buku tersebut dia merefleksikan
praktek yang terjadi di Venesia dan terkenal dengan nama metode venesia/Italia.
Dia menyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk memberi informasi yang tepat
waktu bagi para pedagang mengenai aset dan kewajibannya. Dia mengatakan bahwa
“semua pencatatan harus dilakukan secara berpasangan yang artinya bahwa jika
anda menjadikan debitor seseorang, maka anda harus menjadikan kreditor orang
lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan berpasangan tersebut.
Persamaan akuntansi adalah persamaan untuk menggambarkan hubungan antara elemen-elemen
dalam laporan keuangan. Elemen-elemen laporan keuangan yang utama ada 5, yaitu
aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Ketiga elemen laporan keuangan
yang pertama (aset, kewajiban ekuitas) berada di laporan laporan posisi
keuangan (dulu dikenal dengan nama "neraca"). Kedua elemen berikutnya
(pendapatan dan beban) berada di laporan laba rugi (dulu dikenal dengan nama
"laporan rugi laba").
Pengakuan transaksi lebih mudah dilakukan apabila pengguna
memahami persamaan akuntansi. Persamaan akuntansi dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu persamaan akuntansi dasar dan persamaan akuntansi ekstensi. Persamaan
akuntansi dasar sangat sederhana, yaitu "Aset = Liabilitas +
Ekuitas". Sementara itu, persamaan akuntansi ekstensi ada 2, yaitu
persamaan akuntansi perspektif sejarah dan perspektif IFRS. Persamaan akuntansi
ekstensi perspektif sejarah adalah "Aset + Beban = Liabilitas + Ekuitas +
Penghasilan". Persamaan akuntansi ekstensi perspektif IFRS adalah
"Aset = Liabilitas + Ekuitas + (Penghasilan - Beban)".
Ø Praktik Akuntansi dan Sejarah Metode
Pencatatan Double Entry
Pada awalnya, pencatatan transaksi
perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit
kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini
masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama
juga diperoleh di Mesir dan Yunani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara
sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan
di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya
dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi sejalan
dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya
memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya.
Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah
menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at
Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan
(double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa
yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi
dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai
sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich (dalam
Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu.
Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini
maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system
telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam
bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia
dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita”
yang berisi tentang pelajaran ilmu pasti.
Inoue (dalam Harahap, 1997)
menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti
Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada
1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli
ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit.
Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”
Jika kita kaji sejarah terutama
sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi.
Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa
eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan
oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad
ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih
dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”
C.
PERKEMBANGAN
ILMU AKUNTANSI
Revolusi industri di Inggris pada
tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada
tahun 1845 undang - undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk
mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang
tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan
saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan.
Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai
informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Dalam artikelnya, Herbert (dalam
Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.
·
Tahun
1775: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry maupun
double entry.
·
Tahun
1800: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam
perusahaan.
·
Tahun
1825: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
·
Tahun
1850: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
dianggap lebih penting.
·
Tahun
1900: di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui
ujian yang dilaksanakan secara nasional.
·
Tahun
1925: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
a) Mulai diperkenalkan teknik-teknik
analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta
pengawasan dana pemerintah;
b) Laporan keuangan mulai diseragamkan;
c) Norma pemeriksaaan akuntan juga
mulai dirumuskan; dan
d) Sistem akuntansi yang manual beralih
ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch card record”.
·
Tahun
1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi,
yaitu sebagai berikut:
a) Pada periode ini akuntansi sudah
menggunakan computer untuk pengolahan data.
b) Sudah dilakukan Perumusan Prinsip
Akuntansi (GAAP).
c) Analisis Cost Revenue semakin
dikenal.
d) Jasa-jasa perpajakan seperti
kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.
e) Management accounting sebagai bidang
akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang
cepat.
f) Muncul jasa-jasa manajemen seperti
system perencanaan dan pengawasan.
g) Perencanaan manajemen serta
management auditing mulai diperkenalkan.
·
Tahun
1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi
bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
a) Timbulnya management science
yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan
menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
b) Sistem informasi semakin canggih
yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi,
teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit;
c) Metode permintaan yang menggunakan
computer dalam teori cybernetics;
d) Total system review yang merupakan metode pemeriksaan
efektif mulai dikenal; dan
e) Social accounting manjadi isu yang membahas
pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
D.
SEJARAH
AKUNTANSI DI INDONESIA
Di Indonesia, akuntansi mulai
diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion
Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi
yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan
tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak
bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh
pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
a) Zaman
Penjajahan Belanda
Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di
Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun
asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang
lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi
cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem
pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke
sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di
Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun
dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal
bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant Dients)
yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese &
Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.
b) Zaman
Penjajahan Jepang
Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan
tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang
90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa
Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan
tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa
Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai
dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan
(sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas
Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964),
universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).
Perkembangan akuntansi di Indonesia
terjadi seiring dengan perkembangan dunia bisnis baik dibidang industri jasa,
manufaktur maupun perdagangan. Akuntansi sebagai suatu aktifitas jasa, sangat
bergantung perkembangannya pada aktifitas ekonomi suatu komunitas. Bisnis di
Indonesia dalam perkembangannya mengalami kemajuan-kemajuan yang sangat
beragam. Pengaruh perkembangan itu sendiri membawa dampak yang sangat besar
terhadap perkembangan akuntansi di Indonesia. Semakin maju dunia bisnis, tentu
akan berpengaruh terhadap semakin kompleksnya transaksi yang terjadi baik dari
sisi jenis maupun dari sisi jumlah transaksi itu sendiri. Pada akhirnya hal ini
akan berpengaruh langsung bagi kemajuan disiplin ilmu akuntansi itu sendiri. Untuk lebih jelasnya
bagaimana perkembangan akuntansi di Indonesia, berikut ini akan diuraikan
beberapa informasi yang menyangkut dengan sejarah, misi, dan visi perkembangan
akuntansi yang diwakili oleh organisasi akuntansi di Indonesia. Satu - satunya organisasi
akuntansi di Indonesia berada dibawah naungan Ikatan Akuntan Indonesia atau
disingkat dengan IAI.
Ø Sejarah,
Visi, dan Misi
Perkembangan
akuntansi di Indonesia diindikasikan oleh jumlah akuntan orang Indonesia pada
waktu tertentu. Dimulai pada waktu Indonesia merdeka, pada waktu itu hanya ada
satu orang akuntan pribumi yakni Prof. Dr. Abutari. Jumlah tersebut baru
bertambah setelah 10 tahun berikutnya yakni dengan lulusnya Prof. Soemardjo
dari belanda pada tahun 1956. Jumlah akuntan yang sangat minim tersebut terus
diupayakan jumlahnya dari tahun ketahun. Usaha tersebut akhirnya berhasil meluluskan
beberapa akuntan yang tamat dalam negeri seperti Basuki Siddharta, Hendra
Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem. Mereka-mereka inilah akuntan pertama
yang lulus di Indonesia pada tahun 1957an.
Keempat
mereka ini bersama Prof. Soemardjo mengambil inisiatif untuk mendirikan
organisasi akuntan khusus untuk bangsa Indonesia saja, dengan alasan bahwa
mereka ini tidak mungkin menjadi anggota organisasi akuntan milik belanda yang
dinamakan dengan NIVA (Nederlands Institu Institut Van Accountans) atau VAGA
(Vereniging Academisch Gevormd Accountants). Mereka juga berfikir bahwa tidak
mungkin kedua organisasi akuntan milik belanda ini akan mau memikirkan
perkembangan akuntansi di Indonesia. Inilah yang melatarbelakangi mereka untuk
mendirikan organisasi akuntan di Indonesia. Pada hari kamis, 17 Oktober 1957
kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI),
dan sepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Setelah mengalami
beberapa hambatan teknis, akhirnya terbentuk juga organisasi profesi akuntan
yang diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957.
Organisasi ini diberi nama Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia. Profesi
akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga
dikeluarkannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan
undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong
berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997,
peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki
peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.
·
Sejarah Perumusan Standar Akuntan di
Indonesia
BADAN PERUMUS
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
1973-2002
|
SAMBUNGAN:
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
·
Tantangan Baru Akuntansi
Pada
era globalisasi ini akuntansi juga terpengaruh. Kemajuan teknologi komunikasi
dan komputer, semakin meluasnya pasar global menyebabkan akuntansi juga sudah
memerlukan standar universal yang berlaku global. Globalisasi menimbulkan
global market dimana investor sudah borderless,
sudah tidak memikirkan tempat atau negara lagi yang akhirnya mempengaruhi sifat
akuntansi yang mereka butuhkan. Dalam era seperti ini, maka mau tidak mau
akuntansi juga harus merespons perubahan itu jika ia masih ingin eksis dalam
dunia bisnis.
Akhir-akhir
ini ada kecenderungan menolak akuntansi konvensional disebabkan karena
akuntansi konvensional dianggap tidak mampu memberikan informasi kepada para
pemakainya sehingga ada resistensi.
Di
samping itu, semua profesi dihadapkan pada perubahan ekonomi sosial yang sangat
cepat. Ada kecenderungan dan tekanan perlunya profesi memiliki standar
akuntansi dunia yang berlaku untuk semua. Adanya perubahan struktur industri
dari basis manufaktur ke basis information
technology (IT) yang tentu memerlukan standar-standar baru seperti dalam
penilaian, pengukuran, dan pelaporan “intellectual
capital” emotional capital, spiritual capital, social capital.
Kalau
kita lihat Megatrends 2010 oleh Patrice Aburdene (2005) kita menemukan 7
kecenderungan bisnis yang tentu nantinya akan memengaruhi profesi akuntansi.
Ke-7 Megatrends adalah:
1. Kekuatan
spritualisme (the power of spirituality)
2. Munculnya
kapitalisme yang sadar (the Dawn of
Conscious capitalism)
3. Pemimpin
lahir dari level tengah (leading from the
middle)
4. Bisnis
spiritualisme (spirituality in business)
5. Konsumen
berbasis nilai (the value-driven consumer)
6. Gelombang
solusi kendaraan (the wave of conscious
solutions)
7. Boomnya
investasi pada perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial (the socially responsible investment boom)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa orang
yang pertama kali menulis buku tentang double entry bookkeeping system
adalah Bonedetto Cotrugli dan orang yang pertama kali menerbitkan buku tentang double
entry bookkeeping system adalah Luca Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di
Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru
ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak
tahun 1747.
Akuntansi
sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain meskipun hal itu tidak selalu
berhubungan, terutama di zaman modern ini yang pertarungan bisnis dan
perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut semua kegiatan
menggunakan ilmu akuntansi meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai
dengan aturan.
B.
SARAN
Penulis
mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang terkait dengan langsung agar dapat menggunakan
akuntansi sebagaimana mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak
melupakan serta dapat mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri,
terlebih di zaman yang semakin maju ini.
0 komentar:
Post a Comment
Yang mau komentar silahkan..